Perjuangan Indonesia melawan Belanda

Pokok isi:Masa Penjajahan Belanda
Sumber:Dikumpulkan dari berbagai sumber
Lama Penjajahan:3,5 Tahun

Rakyat Indonesia pastinya tidak akan pernah lupa sejarah penjajahan Belanda di Indonesia karena mereka telah menjajah Negara ini selama kurang lebih 3,5 abad.

Pada masa itu bangsa Indonesia mengalami masa-masa sulit hingga pada akhirnya dapat menyatakan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Mari kita perhatikan lebih lanjut lagi masa-masa, di mana Belanda menduduki Indonesia dari awal hingga berakhirnya.

Awal Kedatangan Belanda ke Negara Indonesia

Tahun 1956 adalah awal kedatangan Bangsa Belanda ke Negara Indonesia.
Empat buah kapal yang dipimpin oleh Pieter Keyzer serta Cornelis de Houtman ini sampai ke pelabuhan Banten setelah menempuh perjalanan selama satu tahun lebih, sayangnya, kunjungan dari kapal Belanda ini ke daerah Banten kurang disambut baik karena sifat arogan yang ditunjukkan oleh Cornelis de Houtman.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1958 Belanda mencoba lagi kembali ke Indonesia di bawah pimpinan Jacob Van Neck, dan mereka berhasil disambut baik oleh penguasa Banten saat itu karena mereka telah belajar dari kesalahan Cornelis de Houtman.

Akhirnya, Belanda diperbolehkan untuk melakukan perdagangan di kawasan pelabuhan Banten, tujuan awal Belanda adalah untuk berdagang rempah-rempah, namun setelah mereka berhasil mendapatkan keuntungan melimpah serta menemukan daerah sumber rempah-rempah, Belanda mulai melakukan aksi monopoli perdagangan dan sejarah penjajahan Belanda di Indonesia pun dimulai.

Sejarah Pembentukan dan Pembubaran VOC Belanda di Indonesia

Pada tanggal 20 Maret 1602, Verenigde Oostindische Compagnie atau disingkat VOC didirikan oleh Belanda yang merupakan sebuah badan perdagangan atau perusahaan dengan hak monopoli terhadap perdagangan di wilayah Asia.

VOC yang berkedudukan di Batavia (sekarang Jakarta) juga disebut dengan nama Perusahaan Hindia Timur atau East India Company karena mereka ingin menyaingi perusahaan yang didirikan oleh Inggris bernama VWC yang memiliki julukan sebagai Perusahaan Hindia Timur. Tujuan dari pembentukan VOC adalah sebagai berikut :
1.Berusaha menguasai baik pelabuhan penting serta kerajaan-kerajaan di wilayah Indonesia.
2.Melakukan monopoli perdagangan.
3.Mengatasi persaingan yang ada antara pedagang Belanda dengan pedagang Eropa lainnya.
Monopoli perdagangan VOC dilakukan dengan cara kekerasan terhadap penduduk yang berasal dari daerah penghasil rempah-rempah di Indonesia, selain itu, mereka juga melarang dan mengancam orang-orang bukan Belanda apabila ingin berdagang dengan para penduduk lokal dari daerah penghasil rempah-rempah.

Misalnya saja saat para penduduk Banda mencoba menjual biji pala kepada Inggris, Belanda menyerang dan membunuh semua penduduk Banda tersebut.
Akhirnya, Belanda memutuskan untuk mengisi daerah Banda dengan budak-budak dan pekerja-pekerja lain untuk menghasilkan biji pala.
Karena ulah VOC tersebut, mereka harus menghadapi masalah politik dan berperang terhadap para pemimpin di daerah Banten dan Mataram.

Pada tahun 1799, VOC yang mengalami banyak masalah dan akhirnya bangkrut dibubarkan.
Berikut alasan-alasan pembubaran VOC :
Pegawai VOC banyak yang tidak terlalu cakap dalam mengendalikan monopoli perdagangan, selain itu mereka juga banyak yang melakukan korupsi.
Hutang VOC yang semakin menumpuk dikarenakan peperangan dengan Inggris dan juga rakyat Indonesia sendiri.
Para penguasa semakin merosot moralnya akibat sistem monopoli yang dilakukan.
Prajurit VOC banyak yang tewas dalam peperangan.
Aturan pringan dan penyerahan wajib yang dilakukan untuk mengisi kas VOC tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Karena alasan-alasan di atas maka sejarah penjajahan Belanda di Indonesia lewat VOC pun berakhir.

Awal Berdirinya Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia

Kaisar Perancis yaitu Napoleon Bonaparte mengangkat Louis Bonaperte sebagai kaisar Belanda.
Kemudian setelah diangkat menjadi Raja, Louis Bonaparte menunjuk Herman Willem Daendels sebagai gubernur jenderal bagi Indonesia, tugasnya adalah untuk mengatur pemerintahan Indonesia, melakukan pertahanan dari serangan pasukan Inggris terhadap pulau Jawa, serta mengatur masalah keuangan.

Namun, di bawah pemerintahannya Daendels telah melanggar undang-undang dengan menjual tanah milik Negara kepada orang-orang partikelir, oleh karena itu atas perintah Napoleon Daendels ditarik dari jabatannya.
Namun sebelum Daendels ditarik, selama masa pemerintahannya Daendels telah banyak merugikan rakyat Indonesia serta menyengsarakan rakyat.
Dia melakukan eksploitasi baik kekayaan alam maupun tenaga kerja Indonesia.

Kedudukan gubernur jenderal Indonesia telah mengalami pergantian beberapa kali.
Setelah Daendels maka gubernur jendral Janssens giliran berkuasa dan saat Indonesia memasuki pemerintahan Van Den Bosch di mana sistem tanam paksa pun dijalankan yang menimbulkan kemiskinan, dan kelaparan rakyat Indonesia.
Di pihak lain, Belanda mendapatkan banyak keuntungan dalam bidang keuangan akibat sistem tanam paksa tersebut.

Saat sistem tanam paksa dihapuskan maka muncullah politik pintu terbuka di mana penanaman modal asing diperbolehkan, meskipun tanam paksa sudah dihapuskan, nyatanya politik pintu terbuka tetap menimbulkan penderitaan bagi rakyat Indonesia.

Hal ini memicu perlawanan dari rakyat Indonesia di berbagai daerah seperti perang Diponegoro, perang Bali, perang Paderi, perang Banjar, perang Aceh, Gerakan Protes Petani, dan sebagainya. Saat semakin banyak rakyat yang melawan Belanda maka penjajahan Belanda di Indonesia mulai menandakan akhirnya.

Berakhirnya Masa Penjajahan Hindia Belanda di Indonesia

Penjajahan Belanda terhadap Indonesia benar-benar berakhir saat Pemerintah Jepang melakukan penyerangan.
Tanggal 27 Februari 1942 tentara Jepang berhasil mengalahkan armada gabungan dari Negara Amerika, Inggris, Belanda, dan Australia.
Kemudian, di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura, tentara Jepang mulai menginjakkan kaki ke Pulau Jawa.

Di sana Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mengancam akan menyerang Belanda apabila tidak segera menyerah. Pada akhirnya setelah mengalami kekalahan terus menerus dari pihak Jepang, Tjarda van Starkenborgh Stachouwer sebagai Jenderal Hindia Belanda menyerah dan dan ditangkap.
Hal ini menjadi tanda dimulainya masa penjajahan Jepang di Indonesia sekaligus berakhirnya sejarah penjajahan Belanda di Indonesia.

Kedatangan Kaum Penjajah

Pada wal abad ke -15, bangsa eropa mulai mengadakan penjelajahan samudera, tujuannya mencari kekayaan dan kejayaan, serta menyebarkan agama Nasrani.
Salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh bangsa Eropa yang mempunyai iklim dingin adalah rempah-rempah.

Rempah-rempah berguna untuk obat-obatan, penyedap makanan dan pengawet makanan.
Negara penghasil rempah-rempah yang terkenal sejak zaman dahulu ialah Indonesia, terutama Maluku, bangsa Eropa ini membeli rempah-rempah tersebut secara langsung dari Indonesia.

Ada beberapa alasan mengapa mereka menyukai rempah-rempah dari Indonesia.
Pertama mutu rempah-rempah Indonesia bagus.
Kedua harga lebih murah dibanding harga di Eropa.

Kedatangan Bangsa Eropa ke Indonesia


Pada awalnya, tujuan utama bangsa Eropa datang ke Indonesia ialah untuk berdagang, akan tetapi tujuan tersebut selanjutnya berubah menjadi menjajah.
Beberapa bangsa Eropa yang pernah datang ke Indonesia ialah bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris.

Belanda merupakan bangsa yang paling lama menjajah Indonesia, yakni selama 350 Tahun.

A. Dalam upaya mencari jalan menuju Indonesia, pada mulanya pelaut-pelaut Belanda mencari jalan melalui kutub utara.
Usaha ini tidak berhasil, kemudian mereka mencari jalan lain, yaitu melalui Tanjung Harapan.

Setelah berlayar selama 14 Bulan, akhirnya pada tanggal 22 juni 1596 armada Belanda berhasil mendarat di Banten, rombongan ini di pimpin oleh Cornelis de Houtman.

Tujuan utama Belanda datang ke Indonesia ialah untuk bedagang, terutama rempah-rempah.
Mula-mula Belanda menunjukan sikap bersahabat dengan masyarakat Banten, tetapi akhirnya Belanda memperlihatkan sikap serakah dan bersikap kasar.
Tindakan ini membuat masyarakat Banten marah dan memusuhi Belanda.

Kedatangan belanda tidak mendapat sambutan yang baik dari masyarakat Indonesia, armada Belanda tidak dapat melanjutkan perjalanan ke Maluku untuk mencari rempah-rempah, dan mereka akhirnya kembali ke negeri Belanda melalui pulau Bali.

Armada Belanda yang pertama ini mengalami kerugian besar, meskipun demikian, rombongan mereka sudah menemukan jalan sendiri ke Indonesia.
B.lahirnya VOC
Pada tahun 1598, untuk ke dua kalinya armada Belanda tiba di Banten.
Armada ini di pimpin oleh Jacob van Neck, disusul kemudian oleh armada yang di pimpin oleh Warwijk.

Sejak saat itu orang-orang Belanda berlomba-lomba datang ke Indonesia, terbukalah jalur perdagangan ke Indonesia dan mengakibatkan persaingan di antara para pedang.
Persaingan itu baik sesama bangsa Belanda maupun dengan pedagang Eropa lainnya.

Untuk memenangkan pesaingan dagang dengan bangsa Eropa lainnya dan di antara sesama bangsa Belanda sendiri, Belanda membentuk persatuan (kongsi) pedagang.
Persatuan dagang Belanda tersebut didirikan pada tanggal 20 maret 1602, dengan nama Vereenigde Oostindisce Compagnie (VOC) artinya Persatuan Dagang Hindia Timur.
Tujuannya adalah mencari keuntungan sebesar-besarnta dengan jalan melawan pesaing-pesaingnya, baik dari dalam maupun luar negeri seperti Portugis, Inggris dan Spanyol.

Untuk kelancaran usaha dagangnya, pemerintah Belanda memberi Hak Monopoli kepada VOC, antara lain sebagai berikut.
1. Membuat perjanjian dengan raja-raja.
2. Menyatakan perang dan mengadakan perdamaian.
3. Mencetak uang.
4. Mengankat dan memberhentikan pegawai.
Pieter Both diangkat sebagai Gubernur Jendral VOC yang pertama dan berkedudukan di Ambon.
VOC melakukan monopolo perdagangan rempah-rempah, artinya rempah-rempah hanya boleh dijual kepada VOC dengan harga yang telah ditentukan oleh VOC.

Ketika Jan Pieterszoon Coen menjadi Gubernur Jendral pusat VOC dipindahkan dari Ambon ke Jayakarta (jakarta) pada tanggal 31 mei 1619.
Nama Jayakarta diganti menjadi Batavia, alasan pemindahan kantor VOC adalah letak Jayakarta di anggap strategis bagi pelayaran perdagangan selain itu, Jayakarta lebih dekat ke Tanjung Harapan.

Sejak bermarkas di Jayakarta, sikap VOC semakin kasar dan mereka mulai menjajah bangsa Indonesia akibatnya, timbul perlawanan di mana-mana.

Walaupun VOC mendapatkan perlawanan dari rakyat Indonesia, namun mereka pada akhirnya, dapat menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia, Belanda dengan mudah menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan menjalankan politik adu domba, maksudnya Belanda meng-adu domba raja-raja dari berbagai kerajaan yang ada di Indonesia untuk saling bermusuhan Belanda berpura-pura membela salah satu dari kerajaan yang berselisih, dengan syarat kerajaan tersebut harus tunduk kepada Belanda.

Menjelang abad ke-19, keadaan keuangan VOC semakin memburuk, sehingga VOC mengalami kebangrutan, melihat keadaan ini pada tanggal 31 desember 1799 VOC dibubarkan, kekuasaan VOC di Indonesia diambil alih oleh Pemerintah Belanda.

Sistem Kerja Paksa dan Pajak


Pada akhir abad ke-18 terjadi perubahan politik di Eropa, dan pada tahun 1806, Napoleon Bonaparte (Kaisar Perancis) berhasil menaklukkan Belanda, Napoleon kemudian mengubah bentuk negara Belanda dari Republik menjadi kerajaan sebagai Gubernur Jendral Belanda di Indonesia.

Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels, tujuannya adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan Inggris.

Untuk memperkuat pertahanan di Pulau Jawa, Daendels memerintahkan pembuatan jalan raya yang sangat panjang, tujuannya adalah mempercepat pergerakan pasukan Belanda bila terjadi peperangan.
Jalan raya itu terbentang dari Anyer (Banten) sampai Panarukan (Jawa Timur)

Untuk mempercepat pembuatan jalan raya itu, Daendels memerintahkan rakyat Indonesia bekerja paksa tanpa upah.
Siapa membangkang akan disiksa, rakyat Indonesia yang miskin dan melarat semakin menderita dengan adanya kerja paksa tersebut, akibatnya tidak sedikit bangsa Indonesia yang menjadi korban, banyak diantaranya mati kelaparan dan terserang penyakit malaria, dan kerja paksa ini yang disebut Kerja Rodi.

Tindakan Daendels tersebut membuat hubungan dengan penguasa pribumi menjadi renggang, salah seorang pribumi yang menentang Deandels ialah Pangeran Kusumadinata dari Sumedang, Jawa Barat, beliau tidak rela melihat rakyat Sumedang yang ikut kerja paksa itu menjadi korban.
Kekejaman yang di lakukan Gubernur Jendral Daendels terhadap rakyat Indonesia akhirnya didengar Napoleon, pada tahun 1811, Deandels dipanggil kembali ke negeri Belanda dan digantikan oleh Jansen.

A. Tanam Paksa
Pada tahun 1830, Johannes van de Bosch diangkat sebagai Gubernur Jendral mengantikan Van der Capellen, ia diberi tugas mencari uang guna mengisi Kas negara Belanda yang kosong akibatnya perang Van den Bosch memberlakukan tanam paksa atau Cultuurstelsel.
Pemerintah Belanda mengerahkan tenaga rakyat untuk menanam tanaman yang hasilnya dapat dijual di pasaran dunia misalnya, teh, kopi, tembakau, tebu dan lain-lain.

Sebenarnya rakyat Indonesia tidak akan merasa sengsara kalau peraturan tanam paksa dijalankan dengan benar, tetapi dalam pelaksanaannya tidak sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
Pihak Belanda semakin bertindak sewenang-wenang, hasil tanaman rakyat dibayar dengan harga sangat murah, tanam paksa menimbulkan penderitaan bagi rakyat, beban harus di alami rakyat semakin berat.
Hasil pertanian semakin menurun, bencana kelaparan terjadi dimana-mana tidak sedikit rakyat Indonesia yang mati kelaparan pada kala itu.

Sebaliknya sistem tanam paksa ini sangat menguntungkan Belanda, kas negara yang tadinya kosong kini terisi kembali, semua hasil tanam paksa diangkut ke negeri Belanda, dan aturan tanam paksa atau cultuursteltel antara lain :
1. Penduduk desa diwajibkan menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran Eropa.
2. Tanag yang dipakai untuk tanaman yang diwajibkan ini dibebaskan dari pajak tanah.
3. Hasil tanaman wajib itu harus diserahkan kepada Hindia Belanda.
4. Kerusakan-kerusakan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggung jawab pemerintah.
5. Pekerjaan yang dilakukan untuk menanam tanaman wajib, tidak boleh melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi.
6. Yang bukan petani harus bekerja 66 hari setahun bagi pemerintah Belanda.

B. Menentang Tanam Paksa
Akibat pelaksanaan tanam paksa, penderitaan yang dialami bangsa Indonesia semakin bertambah, kemiskinan dan kelaparan selalu mengancam.

Namun ternyata ada juga orang Belanda yang tidak senang dengan diberlakukannya tanam paksa ini, di antara bangsa Belanda yang menentang adalah :
Douwes Dekker dan Pendeta Van Houvel
Douwes Deker mantan asisten residen lebak, mengecam aksi tanam paksa melalui buku yang berjudul "Max Havelaar", dalam buku itu, Douwes Dekker memakai nama samaran Multatuli, dalam buku Havelaar diceritakan tentang penderitaan rakyat Indonesia akibat pelaksaan tanam paksa, gambar Douwes Dekker :

Douwes Dekker

Selama 31 tahun bangsa Indonesia mengalami keterbelakangan dan kebodohan, untuk itu Multatuli mendesak pemerintah Belanda agar tanam paksa segera dihapuskan, akhirnya setelah melalui perdebadatan di parlemen Belanda, akhirnya tanam paksa itu mulai di hapuskan secara bertahap.

Seperti yang kita ketahui negara kita indonesia di jajah kurang lebih tiga ratus lima puluh tahun di jajah waktu selama itu, bukanlah waktu yang sebentar.

0 Response to "Perjuangan Indonesia melawan Belanda"

Post a Comment

Kami Telah Menandai Spam Pada Komentar Yang Memberikan Link Hidup.