Ciri dan Sifat mulia Nabi Muhammad SAW

Sifat mulia Nabi Muhammad SAW
Pokok isi:Sifat Rasullah SAW
Sumber:Di Kumpulkan dari berbagai sumber

Keindahan Bentuk dan Yang Menyerupainya

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين...
1. Al-Qusthullani dalam Al-Mawahib berkata :
 "Ketahuilah bahwa di antara kesempurnaan iman kepada Rasulullah SAW adalah mengimani bahwa Allah Ta'ala telah menjadikan penciptaan fisik Beliau paling mulia, dan tidak pernah ada  yang sepertinya, baik sebelum maupun sesudahnya, dalam penciptaan manusia"
2. Al-Bushiri berkata Alangkah indahnya :
Maka dialah yang sempurna makna dan bentuknya.
Lalu sang Pencipta memilihnya menjadi Kekasih-NYA.
Bebas dari kesamaan dalam keelokannya.
Dan esensi keelokan dirinya tidak terbagi.
3. Al-Qurthubi Rahimahullahu Ta'ala meriwayatkan di dalam Kitabush Shalah, dia berkata :
"Hakikat keindahan Rasulullah SAW tidak ditampakkan kepada kita. Sebab ketika ditampakkan hakikat keindahan Beliau, niscaya mata kita tidak akan sanggup melihatnya"

Ciri-Ciri dan Akhlak Rasululah

Ayat suci Al-Qur'an Muhammad SAW adalah ayat berbunyi wa innaka la’ala khuluqin ‘azhim yang artinya sesungguhnya engkau (hai Muhammad ) memiliki akhlak yang sangat agung.

Kata khuluq berarti akhlak secara linguistik mempunyai akar kata yang sama dengan khalq yang berarti cipataan. Bedanya kalau kalau khalq lebih bermakna cipataan Allah yang bersifat lahiriah dan fisikal, maka khuluq adalah ciptaan Allah yang bersifat batiniah.

Seorang sahabat pernah mengenang Nabi Muhammad SAW yang mulia dengan kana rasulullah ahsanan nasi khalqan wa khuluqan, bahwa Rasulullah SAW adalah manusia yang terbaik secara khalq dan khuluq. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW adalah manusia sempurna dalam segala aspek, baik lahiriah maupun batiniah.

Kesempurnaan lahiriah beliau sering kita dengar dari riwayat para sahabat yang melaporkan tentang sifat-sifat beliau. Hindun bin Abi Halah misalnya mendeskripsikan sifat-sifat lahiriah beliau :

Bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang manusia yang sangat anggun, yang wajahnya bercahaya bagaikan bulan purnama di saat sempurnanya. Badannya tinggi sedang.
Postur tubuh Nabi tegap. Rambutnya ikal dan panjang tidak melebihi daun telinganya. Warna kulitnya terang. Dahinya luas. Alisnya memanjang halus, bersambung dan indah. Sepotong urat halus membelah kedua alisnya yang akan timbul saat marahnya. Hidungnya mancung sedikit membengkok, yang bagian atasnya berkilau cahaya. Janggutnya lebat, pipinya halus. Matanya hitam. Mulutnya sedang. Giginya putih tersusun rapi. Dadanya bidang dan berbulu ringan. Lehernya putih, bersih dan kemerah-merahan. Perutnya rata dengan dadanya.
Bila berjalan, jalannya cepat laksana orang yang turun dari atas. Bila menoleh, seluruh tubuhnya menoleh. Pandangannya lebih banyak ke arah bumi ketimbang langit, sering merenung. Beliau mengiringi sahabat-sahabatnya di saat berjalan, dan beliau jugalah yang memulai salam.@
Deskripsi para sahabat Nabi tentang sifat-sifat manuisa agung seperti ini sangat banyak. Namun ada yang fokus dari al-Qur’an tentang gambaran sifat Nabi Muhammad SAW. Lalu apa yang menjadi fokus pandangan al-Qur’an terhadap Nabi? Jawabnya adalah khuluq-nya alias akhlaqnya. Apa arti akhlak?

Kata Imam al-Ghazali, akhlak adalah wajah batiniah manusia. Ia bisa indah dan juga bisa buruk.
Akhlak yang indah disebut al khuluq al hasan; sementara akhlak yang buruk disebut al khuluq as-sayyi. Akhlak yang baik adalah akhlak yang mampu meletakan secara proporsional fakultas-fakultas yang ada di dalam jiwa manusia. Ia mampu meletakkan dan menggunakan secara adil fakultas-fakultas yang ada dalam dirinya: ‘aqliyah (rasio), ghadabiyah (emosi), syahwaniyyah (syahwat) dan wahmiyah (imajinasi).

Manusia yang berakhlak baik adalah yang tidak melampui batas dalam menggunakan empat fakultas di atas dan tidak mengabaikannya secara total.
Ia akan sangat adil dan proposional di dalam menggunakan fakultas yang ada dalam dirinya.

Orang yang menyandang khuluq al-hasan adalah orang yang mampu meletakan secara proposional dalam membagi secara adil mana hak dunia dan hak akhiratnya. Orang yang menyandang sifat ini akan memantulkan suatu bentuk sangat indah lahiriah di dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Akhlak seperti inilah yang ditunjukan Rasulullah SAW kepada umatnya.

Akhlak Nabi Muhammad SAW adalah cerminan al Qur’an. Bahkan belaiu sendiri adalah Al Qur’an hidup yang hadir di tengah-tengah umat manusia. Membaca dan menghayati akhlak beliau berarti membaca dan menghayati isi kandungan Al Qur’an. Itulah kenapa Siti Aisyah berkata akhlaq Nabi adalah al-Qur’an.

Rasulullah SAW Indah Bentuk Tubuhnya

Sebagaimana diriwayatkan oleh beberapa perawi.
1. At-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas RA, dia berkata :
" Rasulullah SAW bukanlah seorang yang tinggi sekali dan bukan pula pendek, bukan seorang yang sangat putih dan bukan pula berkulit sawo matang, juga bukan seorang yang berambut sangat keriting dan bukan pula berambut lurus..
Rambut Rasulullah SAW sedikit berombak dengan ukuran sedang (tidak panjang dan tidak pula pendek), jarak antara dua bahunya lebar, rambutnya terurai hingga ke daun telinganya..
Rasulullah SAW memiliki telapak tangan dan kaki yang tebal, kepala yang besar, tulang (lutut dan bahunya) yang besar, dan lembut bulu dadanya. Ketika berjalan, Beliau berjalan dengan sangat cepat tanpa kesombongan seakan-akan Beliau menuruni tanah yang landai..
Badan Beliau tidak gemuk. Wajahnya tidak bulat, tetapi tampak sedikit kebulatan. Beliau l adalah seorang yang berkulit putih, mata sangat hitam dan lebar, panjang bulu matanya, persendian tulangnya besar, dan punggungnya lebar tidak berbulu..
Ketika menoleh, Beliau menoleh bersama seluruh anggota badannya. Di antara kedua bahu Beliau terdapat stempel kenabian..
Beliau adalah penutup para Nabi. Orang yang paling berlapang dada, paling benar ucapannya, paling halus wataknya, dan paling mulia pergaulannya. Seseorang yang beradu pandang dengan Beliau niscaya segan karena kewibawaannya. Seseorang yang bergaul dan mengenali Beliau SAW niscaya akan mencintainya.
2. Salah seorang yang mensifati Rasulullah SAW berkata :
"Aku belum pernah melihat orang seperti Beliau sebelum dan sesudahnya "
Rasulullah SAW memiliki pipi yang tidak menonjol, dada dan perutnya rata. Beliau memiliki alis yang terpisah dan diantara dua alisnya berkilau laksana perak murni. Kedua mata Beliau lebar, pupilnya hitam dan tajam, bulu matanya hitam seperti bercelak dan panjang..
Ketika meminjak dengan telapak kakinya Beliau akan meminjak dengan seluruh bagian telapak kakinya. Telapak kaki Beliau rata tidak ada lekukan. Ketika tertawa wajah Beliau berkilau.
Rasulullah SAW adalah orang yang paling tampan wajahnya dan paling baik fisiknya. Beliau tidak tinggi sekali dan tidak pula pendek, Beliau adalah seorang yang berperawakan sedang ketika berjalan sendirian. Meskipun demikian ketika berjalan dengan orang yang berbadan tinggi maka Rasulullah SAW lebih tinggi darinya. Terkadang pula ketika berjalan diapit oleh dua orang laki-laki yang berbadan tinggi maka Beliau lebih tinggi dari keduannya, kemudian tatkala orang itu berpisah dari Beliau maka keduannya itu terlihat tinggi, sedangkan Beliau sendiri terlihat sedang perawakannya.
Rasulullah Saw bersabda : "Allah menjadikan kebaikan itu seluruhnya pada pertengahan".
3. Ibn Sab' menambahkan dalam Al-Khasha'ish bahwa:
Rasulullah Saw ketika duduk, pundaknya lebih tinggi dari semua orang yang duduk (di majlis) itu.
Rasulullah Saw adalah seorang yang Agung lagi diAgungkan, wajahnya bersinar seperti Bulan Purnama. Rasulullah Saw lebih tinggi daripada orang yang sedang perawakannya, rambutnya berombak. Ketika rambutnya bercerai-berai Rasulullah Saw menatanya dengan belahan tengah. Dan rambutnya tidak melampaui kedua telinganya ketika Baginda Saw memanjangkannya.
Rasulullah Saw berhidung mancung yang memiliki cahaya yang berkilau, berjenggot lebat, pipinya datar, mulutnya lebar, giginya indah, putih, dan bersih, giginya renggang ketika berbicara tampak seperti cahaya keluar dari sela-sela gigi-giginya. Bulu dadanya halus, tengkuknya seakan-akan leher yang terbuat dari perak murni dan perawakannya sedang.
Rasulullah Saw memiliki lingkar badan berukuran sedang, tubuhnya padat, antara perut dan dadanya rata, dada nya bidang, antara dua bahunya lebar, tulang lutut dan bahunya besar. Bercahaya pada bagian tubuhnya yang tidak berbulu. Antara dada dan pusar terdapat bulu yang menyambung seperti garis. Antara dada dan perut tidak ada rambut yang tumbuh selain bulu dadanya. Pada kedua tangan, dua bahu dan atas dada nya banyak ditumbuhi bulu. Dan lengan bawahnya panjang.
Telapak tangannya lebar, telapak tangan dan kakinya tebal, jari-jarinya panjang, telapak kakinya rata, halus kedua kakinya sehingga air tidak menempel padanya.
Ketika berjalan Bagind angkat , kedua kakinya dengan kuat. Beliau. Melangkah dengan sangat cepat dan berjalan dengan rendah hati. Jangkauan kakinya panjang tanpa memaksa.
Rasulullah Saw merendahkan pandangannya, memandang bumi lebih sering ketimbang memandang langit. Pandangannya lebih sering untuk memperhatikan. Baginda Saw sering meminta sahabatnya berjalan di depannya, dan mendahului mengucapkan salam kepada siapa saja yang dijumpainya.
4. Maimunah Binti Kardam meriwayatkan :
"Aku pernah melihat Rasulullah Saw dan tidak pernah lupa jari telunjuk kakinya lebih panjang dari jari-jari lainnya " (HR Imam Ahmad dan lainnya).
Rasulullah Saw berjalan dengan anggota tubuh yang kuat, dan tidak santai ketika berjalan, cara jalan Rasulullah Saw menunjukan bahwa Baginda Saw bukanlah seorang yang lemah dan pemalas. Rasulullah Saw ketika berjalan tidak menoleh ke belakang, pernah syal Baginda Saw tersangkut pada sebuah pohon, Baginda Saw tidak menoleh, sehingga para sahabat mengangkatnya. Rasulullah Saw tidak pernah berjalan mendahului orang. Ketika bersama tiga orang, Baginda Saw di antara mereka. Dan ketika bersama kelompok orang Baginda Saw mendahulukan mereka berjalan.
Rasulullah Saw ketika memakai sandal memulainya dengan kaki kanan, dan ketika melepas mendahulukan kaki kirinya. Rasulullah Saw ketika memasuki masjid mendahulukan kaki kanannya. Baginda menyukai segala pekerjaan dengan tangan kanan, baik mengambil atau memberi.
6. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA yang berkata :
"Aku tidak pernah melihat sesuatu pun yang lebih Indah daripada Rasulullah Saw, seakan-akan matahari berjalan di wajahnya. Dan aku tidak pernah melihat seorang yang lebih cepat berjalannya dibandingkan Rasulullah Saw, seakan-akan bumi dilipatkan untuk Baginda Saw. Sesungguhnya kami benar-benar mencurahkan segala kekuatan ( untuk berjalan cepat ), sedangkan Baginda Saw berjalan dengan santai.
Rasulullah Saw adalah Cahaya. Sehingga ketika berjalan di bawah sinar matahari dan rembulan tidak tampak bayangan Baginda Saw.
Wajah Rasulullah Saw seperti Matahari dan Rembulan, dan wajah Baginda Saw bulat.

Akhlak Mulia Rasulullah

Di antara fator yang menyebabkan para sahabat sangat mencintakan Rasulullah s.a.w. adalah sikap dan perlakuan Beliau kepada mereka yang sangat baik dan lembut. Di bawah ini saya akan menyebutkan enam hadith yang menjadi bukti bahawa Beliau benar-benar memiliki sikap mempergauli para sahabat dengan sangat baik dan lembut. Enam hadith tersebut adalah seperti berikut:

1. Setiap Rasulullah s.a.w. berjabat tangan dengan seseorang, maka Beliau tidak akan melepaskan genggaman tangannya kecuali orang yang berjabat tangan tersebut melepaskan genggaman tangannya terlebih dahulu.
2. Pada suatu waktu, ada seorang hamba sahaya perempuan yang datang menemui Rasulullah s.a.w., kemudian ia memegang tangan Beliau dan mengajak Beliau pergi untuk suatu keperluan peribadinya. Beliau menurutkan kemauhan yang diinginkan hamba sahaya perempuan tersebut dan Beliau tidak akan meninggalkannya sampai ia mendapatkan apa yang diinginkan.
3. Setiap ada seseorang yang mengajak bicara bengan Rasulullah s.a.w., Beliau tidak akan memalingkan mukanya dan berlalu pergi kecuali orang tersebut yang memulakan pergi terlebih dahulu.
4. Rasulullah s.a.w. tidak pernah memotong pembicaraan seseorang, kecuali jika ia telah melanggar batas. Pada kebiasaannya, Beliau akan memotong pembicaraan mereka dengan cara melarang mereka atau dengan berdiri.
5. Setiap baginda Rasulullah s.a.w. bertemu dengan salah satu sahabat, maka Beliau akan memulakan untuk mengajak berjabat tangan, kemudian memegangnya dengan erat dan penuh persaudaraan.
6. Rasulullah s.a.w. selalu memulakan mengucapkan salam kepada setiap orang yang ditemukan.
7. Rasulullah s.a.w. adalah sosok yang terkenal sangat ramah dan mulia, ia selalu memuliakan setiap orang yang datang untuk bertemu dengan Beliau. Bahkan kadang-kadang Beliau membentangkan rida’ untuk para tetamu dan mempersilahkan mereka duduk di atas bantal yang sebelumnya Beliau duduk di atasnya.
Jika mereka menolak, maka Beliau akan memaksanya sampai mau.
Diriwayatkan bahawa pada suatu ketika ada salah seorang dari kelompok Bajīlat al-Abt-at (ia adalah Jarir bin ‘Abdullāh al Bajali) datang ke majelis Rasulullah s.a.w. yang penuh sesak oleh para sahabat.
Ia berusaha mencari tempat duduk, namun tidak menemukannya, akhirnya ia duduk di pintu.

Kemudian Rasulullah s.a.w. melipat rida Beliau dan melemparkan ke arah Jarīr dengan berkata :
Duduklah di atas rida’ ini.

Jarir mengambil rida tersebut, namun tidak ia gunakan untuk duduk akan tetapi ia tempelkan ke muka dan menciumnya sambil menangis.
Kemudian ia kembalikan rida tersebut kepada Rasulullah s.a.w. seraya berkata :
Saya tidak akan duduk di atas rida Rasulullah s.a.w. ini, semoga Allah s.w.t memuliakanmu seperti halnya kamu telah memuliakan saya.

Rasulullah s.a.w. menoleh ke kiri dan ke kanan dan berkata :
Jika datang kepada kalian seseorang yang mulia di antara kaumnya, maka muliakanlah dirinya.

Di antara adab atau akhlak Rasulullah s.a.w. yang sangat mulia adalah Beliau tidak pernah menjulurkan kedua kaki Beliau saat sedang duduk bersama para sahabat. Jika ada seseorang yang berbisik kepada Beliau, maka Beliau tidak menolehkan atau menjauhkan kepala Beliau sampai orang yang berbisik tersebut menjauhkan kepalanya dari Beliau. Beliau juga selalu memberi nasihat agar selalu menjaga sikap lemah lembut. Nabi bersabda:

إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ
Artinyanya :
Sesungguhnya sifat lemah lembut tidak terdapat pada sesuatu kecuali akan menjadikannya baik dan indah. Dan sifat lemah lembut tidak akan dihilangkan dari sesuatu kecuali ia akan menjadi jelek.

Rasulullah s.a.w. tidak pernah berkata kepada seseorang tentang perihal yang terdapat pada dirinya yang tidak Beliau sukakan.
Diriwayatkan bahawa pada suatu ketika ada seseorang yang datang menemui baginda Rasulullah s.a.w., pada waktu itu terdapat warna kuning dari sisa minyak za‘faran pada diri orang tersebut.

Sebenarnya Beliau tidak menyukakan hal ini, akan tetapi Beliau tidak berkata apapun kepada orang tersebut. Ketika orang itu telah pergi, Beliau berkata kepada sebahagian orang yang sedang duduk bersama Beliau :
Andai kata kalian menegurnya, apakah dengan begitu ia akan menghilangkan warna kuning tersebut?

Beliau juga tidak segan-segan untuk meminta izin kepada budak kecil.
Diriwayatkan bahawa pada suatu ketika ditawarkan kepada Beliau segelas air, kemudian Beliau meminumnya.

Waktu itu terdapat seorang budak kecil yang sedang duduk di samping kanan Beliau, manakala di samping kiri Beliau telah duduk orang-orang yang sudah tua. Beliau berkata kepada budak kecil tersebut :
Wahai budak kecil, apakah kamu mengizinkan kepadaku untuk memberikan gelas ini kepada para orang tua tersebut?

Budak kecill tersebut menjawab :
Wahai Rasulullah, saya tidak akan memberikan kelebihan air yang baginda minum kepada orang lain.

Beliau pun menyerahkan gelas tersebut kepada budak kecil tersebut.
Jika Rasulullah s.a.w. tidak melihat salah satu sahabatnya selama tiga hari, maka Beliau akan menanyakannya.
Jika ia memang sedang tiada, maka Beliau akan mendoakannya, dan jika ia berada di rumah, Beliau akan mengunjungi dan jika ia sakit, Beliau akan menziarahinya.

Rasulullah s.a.w. selalu memberikan maaf kepada orang yang berhak mendapatkannya.
Diriwayatkan bahawa suatu ketika ada seorang Arab Baduwi kencing di dalam masjid.
Para sahabat secara langsung mencegah dan menghardik orang tersebut, beliau berkata :

لَا تَزْرِمُوْهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ
Artinyanya : “Biarkan (ia kencing) jangan kalian ganggu, siramlah kencingnya dengan setimba air, kerana kalian diutus hanya untuk memberikan kemudahan dan kalian diutus bukan untuk mempersulit.

Rasulullah s.a.w. juga bersabda :

إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْئٍ مِنَ الْقَذَرِ وَالْبَوْلِ وَالْخَلَاءِ
Artinyanya : “Sesungguhnya masjid-masjid tidak layak untuk sesuatu berupa kotoran, kencing dan tempat buang hajat.

Rasulullah s.a.w. juga telah memberikan teladan kepada setiap suami Muslim untuk mempergauli isteri mereka dengan baik dan lembut. Ketika ‘A’isyah r.a. cemburu, Beliau merasa maklum atas hal tersebut, Beliau menghormati fitrah dan sifat perempuannya.

Dalam hal ini ada sebuah riwayat dari Anas bin Mālik bahawa pada suatu hari sebahagian para sahabat sedang berada bersama baginda Rasulullah s.a.w. di rumah ‘A’isyah r.a.
Kemudian datang satu nampan makanan yang dikirim oleh Umm Salamah r.a. dan di letakkan di hadapan Beliau.
Beliau berkata kepada kami :
Mari, sila makan” sambil meletakkan tangan Beliau di atas makanan dan kami juga melakukan hal yang sama sehingga kita makan bersama.

Padahal saat itu ‘A’isyah sedang membuat makanan, ketika ia melihat makanan yang dikirim oleh Umm Salamah, ia pun mempercepat masaknya.
Ketika selesai masak, ia langsung membawanya dan meletakkan di hadapan para sahabat serta mengambil nampan Umm Salamah kemudian memecahkannya.

Rasulullah s.a.w. berkata :
Makanlah dengan menyebut nama Allah s.w.t. dari nampan ‘A’isyah, ibu kalian sedang cemburu.

Setelah itu Beliau memberikan nampan ‘A’isyah kepada Umm Salamah sebagai ganti, dan Beliau berkata : “Makanan diganti dengan makanan dan pinggan diganti dengan pinggan.

Sungguh mulia sifat, Rasullah s.a.w...

0 Response to "Ciri dan Sifat mulia Nabi Muhammad SAW"

Post a Comment

Kami Telah Menandai Spam Pada Komentar Yang Memberikan Link Hidup.